1. Kesenian
Banyak Ragam Kesenian dan Budaya Di
Trenggalek, dan Sampai Sekarang Masih di Lestarikan Antara Lain Kesenian
Tersebut adalah :
- Wayang Kulit dan kirab pusaka
- Jaranan
- Tiban
- Ritual Bersih Dam Bagong
- Larung Sembonyo
a.
Wayang Kulit dan Kirab Pusaka
Sesuai Tradisi
turun temurun setiap tahun untuk memperingati Hari jadi Pemerintah
kabupaten Trenggalek mengadakan prosesi kirab pusaka yang di ikuti oleh seluruh
SKPD serta para camat yang ada di kabupaten Trenggalek.Satu
hari sebelum kirab pusaka Bupati Trenggalek beserta anggota forpinda mengadakan
ziarah makam leluhur yang bertujuan untuk menghormati dan memberikan doa kepada
pendahulunya yang telah membangun Trenggagalek. Yang selanjutnya malam hari
disusul dengan diadakannya tahlilan yang di selenggarakan di pendopo Kabupaten
yang di hadiri perwakilan warga dari setiap kecamatan.
Seusai melakukan
sholat jumat kirab pusaka dilangsungkan. Dimulai dari jalan ronggo warsito
terus menuju alun-alun dan berakhir di pendopo .Kirab ini di tonton oleh ribuan
warga Trenggalek yang mulai pagi sudah bersiap – siap untuk menyaksikan prosesi
kirab pusaka, .terbukti penuhnya kerumunan warga yang memenuhi jalan-jalan
protokol yang akan di lewati arak-arakan kirab.
Sesampainya di pendopo pusaka yang telah di kirab di berikan langsung oleh Sekretaris Daerah Sukiman kepada Bupati Trenggalek yang selanjutnya akan di simpan kembali. Setelah penyerahan pusaka acara berlanjut dengan penampilan tari Rampak Menak sopal dan pemberian air suci kepada Bupati Trenggalek beserta istri Ny.Penny Mulyadi. Air suci ini terdiri dari air yang di kumpulkan dari 13 kecamatan yang ada di kabupaten Trenggalek.
Sesampainya di pendopo pusaka yang telah di kirab di berikan langsung oleh Sekretaris Daerah Sukiman kepada Bupati Trenggalek yang selanjutnya akan di simpan kembali. Setelah penyerahan pusaka acara berlanjut dengan penampilan tari Rampak Menak sopal dan pemberian air suci kepada Bupati Trenggalek beserta istri Ny.Penny Mulyadi. Air suci ini terdiri dari air yang di kumpulkan dari 13 kecamatan yang ada di kabupaten Trenggalek.
Mengawali
Sambutannya bupati menyampaikan bahwa menginjak usia 818 merupakan rentang
waktu perjalanan yang panjang yang pastinya terdapat romantika dan dinamika
sejarah, dan sebuah kabupaten yang timbul tenggelam dan timbul lagi tetapi
tetap eksis sampai sekarang. Hai ini tidak lepas dari dukungan serta doa
seluruh masyarakat kabupaten Trenggalek.
Pembangunan Kabupaten Trenggalek tentunya sudah di mulai sejak Bupati pertama Sumotruno, pada zaman Trenggalek awal, kemudian di lanjutkan pada zaman Trenggalek gemilang dan saat ini kita berada di zaman Trenggalek Wibawa. Sesuai paparan di atas Tujuan utama Pembangunan yang di laksanakan di Kabupaten Trenggalek adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Akan tetapi untuk mewujudkan semua itu tidak semudah kita mengembalikan telapak tangan, semua harus melalui proses dan tahapan dengan skala prioritas.
Pembangunan Kabupaten Trenggalek tentunya sudah di mulai sejak Bupati pertama Sumotruno, pada zaman Trenggalek awal, kemudian di lanjutkan pada zaman Trenggalek gemilang dan saat ini kita berada di zaman Trenggalek Wibawa. Sesuai paparan di atas Tujuan utama Pembangunan yang di laksanakan di Kabupaten Trenggalek adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Akan tetapi untuk mewujudkan semua itu tidak semudah kita mengembalikan telapak tangan, semua harus melalui proses dan tahapan dengan skala prioritas.
Di akhir
sambutannnya Bupati berpesan kepada seluruh masyarakat warga kabupaten
Trenggalek dengan menjadikan hari jadi kali ini menjadi sebuah inspirasi dan
motivasi untuk terus berjuang bekerja keras dengan penuh karya dan prestasi.Dan bingkai catatan perjalanan hari
ini dan kedepan dengan kerja produktif untuk meraih cita-cita dan harapan akan
masa depan yang lebih baik. Tidak lupa Bupati juga mengajak kepada seluruh
pemangku kepentingan, untuk memberikan sumbangan pemikiran, kritik, saran, dan
informasi yang benar agar dalam pengambilan kebijakan dapat sesuai dengan
kebutuhan masyarakat dan kemampuan daerah. Peran serta lembaga-lembaga
masyarakat dan swasta juga dibutuhkan dalam kegiatan pembangunan. Sehingga misi
“ Pembangunan Pro Rakyat” benar – benar tercapai di Bumi Menak Sopal
tercinta ini.
Dan malam harinya
di adakan Pesta kembang Api dan di tutup dengan pergelaran wayang kulit semalam
suntuk dengan dalang ki anom suroto yang di dukung oleh pelawak ki gareng, cak
dikin dan cak kirun.Pagelaran wayang kulit kali ini mengambil lakon “ Babad
Alas Wanamarta” inspirasi filosofi dari lakon ini disampaikan
Bupati trenggalek Dr. Ir. H. Mulyadi,WR.MMT
yaitu ketika pandawa setelah mendapatkan tekanan dan siksaan dari kurawa
yang selanjutnya dengan ketulusan kesungguhan dan watak mulia mendirikan Negara
amarta di hutan wanamarta, tetapi apapun atas usahanya dan berkat Tuhan Yang
Maha Kuasa berdirilah Negara Amarta yang konon sebuah Negara yang adidaya dan
adikuasa kerena antara penguasa dan rakyatnya bersatu dalam kebaikan dan
kemuliaan.
Lebih lanjut Bupati menyampaikan bahwa Pagelaran wayang kulit ini sudah menjadi bagian hidup Masyarakat trenggalek dalam memperingati hari jadi setiap tahunnya, karena jika tidak ada acara pesta kembang api dan wayang kulit dalang berskala nasional, masyarakat merasa ada bagian kehidupan yang hilang.
Lebih lanjut Bupati menyampaikan bahwa Pagelaran wayang kulit ini sudah menjadi bagian hidup Masyarakat trenggalek dalam memperingati hari jadi setiap tahunnya, karena jika tidak ada acara pesta kembang api dan wayang kulit dalang berskala nasional, masyarakat merasa ada bagian kehidupan yang hilang.
Di akhir
sambutannya bupati berharap pagelaran wayang kulit ini bisa memberikan suguhan
yang menarik bagi masyarakat dalam rangka memperingati hari jadi
kabupaten Trenggalek yang ke 818 serta ikut serta untuk tetap melestarikan
kebudayaan jawa terutama wayang kulit. Karena seperti kita ketahui sekarang
sudah mulai pudar kecintaan warga terhadap kebudayaan-kebudayaan jawa, dan juga
banyak kebudayaan – kebudayaan asli daerah di Indonesia yang di akui oleh
Negara lain.
b.
Jaranan
Pemerintah Daerah
Trenggalek, Jawa Timur, mengadakan festival tari jaranan turronggo yakso.
Festival itu untuk melestarikan budaya tari jaranan yang kini mulai kehilangan
peminat. Menurut rencana, Pemda setempat akan menjadikan tari jaranan sebagai
maskot Kabupaten Trenggalek dan dipatenkan sebagai tari daerah pada saat hari
jadi kabupaten itu, 31 Agustus mendatang.
Menurut Bupati
Trenggalek Mulyadi, baru-baru ini, tari jaranan turronggo yakso telah dikenal
penduduk setempat sebelum masa kemerdekaan Indonesia. Biasanya, tarian jaranan
dilakukan saat upacara ritual Baritan atau bubar ngarit tanduran (ucapan
rasa syukur saat masa panen tiba). Tarian turronggo telah sering difestivalkan,
baik di nasional maupun regional.
Seorang tokoh
kesenian Trenggalek Mudimah menceritakan, tarian jaranan muncul saat terjadi
malapetaka, yakni kematian hewan ternak dan tanaman petani. Untuk mendapatkan
berkah --sekaligus mengatasi malapetaka-- seorang kesatria bertapa di Gua
Turranggo Yakso.
Setelah bertapa,
kesatria itu mendapat wangsit. Ia diminta merendam kuda raksasa di suatu
kubangan air. Selanjutnya, air itu diminumkan pada hewan ternak yang sakit dan
disiramkan pada sawah yang rusak. Upaya itu membuahkan hasil. Supaya tak
terjadi musibah serupa dan memperingati keberhasilan tersebut, kesatria meminta
warga terus melanjutkan tradisi itu setiap 1 Syuro. Menurut Mudimah, turronggo
itu berarti kuda. Sedangkan Yakso adalah buto atau raksasa. Gabungan dua kata itu
bermakna seorang kesatria bijaksana yang mengendalikan seekor hewan
raksasa.(ULF/Agus Ainul Yaqin dan Danang Sumirat)
c. Tiban
Tari Tiban atau lebih tepatnya ritual
Tiban merupakan tari atau ritual rakyat yang turun temurun menjadi bagian
kebudayaan masyarakat Trenggalek. Tari Tiban selalu dipertujukkan saat musim
kemarau yang berkepanjangan dengan tujuan sebagai permohonan diturunkannya
hujan.
Tari Tiban terbagi menjadi 2
kelompok, masing-masing dipimpin 1 orang wasit atau biasa disebut Landang atau
Plandang. Dalam ritual ini selalu diiringi dengan alunan musik layaknya gamelan
lengkap yang terdiri dari kendang, kentongan, dan gambang laras.
Ritual ini cenderung ritual layaknya
ajang mengadu ilmu ketrampilan atau kesaktian sambil menari-nari dan saling
mencambuk dengan hitungan yang ditentukan oleh Landang. Cambuk yang digunakan
dalam tari ini terbuat dari lidi pohon aren yang biasa di sebut ujung.
Permainan ini akan berlanjut sampai
sore hari, dan bagi yang mereka yang merasa tidak sanggup melanjutkan akan
digantikan oleh anggota kelompok berikutnya.
Tarian tiban adalah sebuah
permintaan permohonan kepada yang maha kuasa berharap untuk diturunkanya
hujan.Ada makna dalam dibalik ritual tarian tiban yaitu sebuah harapan sebuah
pesan yang luhur demi lestarinya alam. Bukanlah kekerasan yang ditonjolkan
melainkan nilai-nilai luhur atau sebuah pesan untuk menjaga keseimbangan alam.
d. Ritual Bersih Dam Bagong
Dikisahkan pada
abad pertangahan 26, terdapat tokoh bernama Manak Sopal yang khawatir akan
hasil panen warga setempat yang selalu kering dan cenderung gagal panen. Oleh
karena itu, beliau meminta warga desa untuk membangun sebuah dam atau bendungan
bernama Bagong Dam untuk meningkatkan volume air untuk irigasi sawah.
Dalam
pembangunannya, sempat beberapa kali dam mengalami kehancuran karena selalu
ambruk. Menak Sopal mendapat petunjuk, bahwa untuk menghindari kehancuran dam
yang terus menerus ambruk haruslah dikorbankan seekor gajah putih.
Untuk mengganti
gajah putih, digunakanlah kerbau yang dikorbankan dengan cara di penggal
kepalanya dan dilempar kedalam dam. Lalu, warga setempat mengumpulkan kembali
daging kerbau yang di buang ke dam sebagai bentuk berkah untuk warga. Dari
ritual itulah berkembang tradisi Bersih Dam Bagong yang selalu diselenggarakan
pada hari Jumat Kliwon. Cerita tentang awal mula ritual bersih dam inipun masuk
dalam cerita wayang klasik.
e. Ritual Larung Sembonyo
Ritual
ini berkembang di tengah masyarakat Prigi yang diyakini untuk menjaga
keseimbangan alam sekitarnya serta alam semesta. Upacara Sembonyo dilakukan
setiap bulan Selo, pada hari senin Kliwon setiap tahunnya.
Ritual
Larung Sembonyo ini dilakukan oleh para nalayan dan petani yang berkaitan dengan
mata pencaharian utama masyarakat Prigi dan sebagai penghormatan atas leluhur
yang berjasa membuka kawasan Prigi. Ritual ini akan selalu dilakukan, mengingat
penduduk desa takut akan mara bahaya atas hasil panen dan laut mereka bila
tidak dilaksanakannya ritual ini.Pada tahun 1985, ritual ini sempat tidak
diselenggarakan karena adanya situasi politik. Karena itu, pada tahun itu
diadakanlah ritual Larung Sembonyo secara besar-besaran.
Secara
tidak langsung, ritual ini juga mencerminkan sifat masyarakat Prigi yang tekun,
tabah dan berani manantang maut.
2. Makanan khas trenggalek
a. Nasi Geghog, Makanan Khas Trenggalek
Sejak
dulu, masyarakat Trenggalek sudah terkenal dengan nasi tiwulnya. Ternyata
masyrakat Trenggalek, juga mempunyai makanan khas lainnya yakni nasi geghog.
Nasi
geghog ini sudah menjadi menu sehari-hari masyarakat Trenggalek. Khususnya di
Desa Srabah, Kecamatan Bendungan. Yang khas dari nasi geghog ini adalah ikan
teri dan rasa pedasnya. Bahkan rasa pedasnya nasi geghog ini diyakini warga,
bisa menghilangkan rasa pusing di kepala dan hidung yang tersumbat akibat
influenza menjadi plong.
Nasi
khas pedesaan dibuat dari bumbu-bumbu yang sederhana, antara lain cabe, bawang
merah dan putih serta beras dan ikan teri. Beras yang sudah dibersihkan dimasak
hingga setengah matang, lalu setiap satu bungkus nasi setengah matang ditambahi
sambal teri dan dibungkus daun pisang dan dimasak hingga 15 menit. Untuk
memberi rasa pedas yang luar biasa, sambal terinya memakai cabe rawit. citarasa
pedas inilah yang menjadi pilihan penikmat nasi gegok didaerah pegunungan ini.
Menurut
Ibu Gasum, yang berjualan sejak 2005 ini, masakan ini dinamakan nasi geghog,
karena usai menyantap nasi geghog ini, perut terasa kenyang dan tubuh terasa
panas karena dalam nasi tersebut terdapat campuran cabe dengan jumlah banyak.
Sehingga badan bisa meghak-meghok, atau bergoyang-goyang.
Harganya
yang murah, hanya seribu rupiah per bungkus , makanan khas Trenggalek ini
banyak diserbu pelanggannya. Jika Anda ingin mencoba citarasa nasi gegok,
cobalah berkunjung ke sekitar pegunungan Srabah Bendungan, di Trenggalek, Jawa
Timur.(Danu Sukendro/Ijs)
b. Nasi Tiwul, Nasi Lezat Kaya Serat
Tiwul,
adalah sebuah nama untuk nasi yang terbuat dari singkong atau ketela
pohon.Nasi tiwul sangat mudah dijumpai di daerah pedesaan dan daerahnya
merupakan pegunungan.Bagi masyarakat pedesaan tertentu,misalnya di Desa Puyung,
Kecamatan Pule, Kabupaten Trenggalek tiwul merupakan makanan sehari-hari
sebagai gantai maupun campuran nasi putih.Nasi ini memiliki rasa yang khas,beda
dengan nasi putih yang rasanya itu itu saja,apalagi kalau dimakan dengan lauk
ikan,rasanya akan semakin mak nyus.
Selain
memiliki rasa yang enak, Nasi tiwul ini mengandung banyak serat dan tentunya
lebih rendah kalori,sehingga selain enak juga dapat menyehatkan.Serat yang
banyak terkandung dalam nasi tiwul membawa dampak positif bagi
konsumennya,yaitu dapat menyehatkan pencernaan dan juga bisa dijadikan makanan
diet.Selain mengandung serat,tentunya nasi tiwul ini mengandung banyak vitamin
dan kandungan gizi lainnya yang tidak kalah dengan nasi putih.
Orang
desa percaya makan nasi tiwul menyebabkan tidak mudah lapar.Mitos ini memang
dipercaya bagi orang desa,terutama di desa Puyung seperti yang telah disebutkan
diatas. Orang suka mengkonsumsi nasi tiwul,selain karena faktor ekonomi juga
karena jika mengkonsumsi nasi ini,maka kita tidak akan mudah lapar
sepertihalnya kita makan nasi putih. Jika ditelaah menurut ilmu pengetahuan, hal
ini kemungkinan benar adanya karena nasi tiwul ini mengandung banyak serat dan
bertekstur lebih elastis bahkan lebih keras dari pada nasi putih,sehingga untuk
mencernanya diperlukan waktu lebih lama.Hal inilah yang menyebabkan orang yang
mengkonsumsi nasi tiwul tidak mudah merasa lapar.
Bagi
sebagian orang, terutama orang kota,nasi tiwul malah dianggap sebagai makanan
sepesial dan dijual di restoran-restoran tertentu,karena rasanya yang
enak,tidak jarang nasi tiwul dijadikan makanan favorit bagi mereka. Hal inilah
yang memacu banyaknya restoran dan depot-depot baru yang menjual menu nasi
tiwul ini. Tentu saja ini juga menjadi prospek usaha yang tidak dapat dipandang
sebelah mata.
Membuat
nasi Tiwul tidaklah susah,kita hanya membutuhkan singkong,karena bahan utamanya
memang singkong.Proses pembuatannya antara lain sebagai berikut :
- Kupas singkong, lalu belah atau pilar singkong itu menjadi beberapa bagian,misalnya saja 1 singkong menjadi 4 belah.
- Jemur singkong yang sudah dibelah tadi hinnga kering sempurna,jemuran singkong ini biasa disebut gaplek
- Tumbuk gaplek yang sudah kering hingga halus dan menjadi tepung
- Siapkan nampan/tampah, taruh tepung gaplek tadi diatasnya,beri sedikit air dan putar putar dengan telapak tangan hingga dihasilkan butiran-butiran kecil dari adonan tadi.ingat jangan membuat butiran terlalu besar dan jangan menambahkan banyak air,cukup hingga butiran bisa dibentuk saja.
- Siapkan dandang/penanak nasi kukus,taruh butiran gaplek tadi di dalamnya dan kukus hingga warnanya agak menguning kehijauan dan bentuknya sudah bujkan tepung lagi.
- Angkat nasi tiwul yang sudah matang,dan nasi tiwul siap dihidangkan.
Nasi
tiwul merupakan bahan alternatif pangan yang pautu untuk dikembangkan, penganekaragaman
bahan makanan pokok harus segera dilakukan agar masyarakat tidak tergantung
hanya pada nasi putih saja.mengingat luas sawah yang semakin menyempit, maka
nasi tyiwul sebagai makanan campuran atau pengganti nasi putih patut untuk
dikembangkan. Rasanya enak dan bergizi serta menyehatkan, dan orang desa telah
membuktikan itu. Selamat mencoba
c. Alen - alen, Si Bulet - Bulet Bolong Tengahe
Masih terus dan
terus mempopulerkan berbagai macam makanan khas dari hasil kerja keras Industri
Kecil dan Menengah yang ada di Kabupaten Trenggalek.....Semangat....
Kali ini saya akan
menulis tentang makanan khas dari Trenggalek yang satu ini yang sudah populer
sejak jaman dahulu. Makanan khas yang satu ini adalah....jeng....jeng.....ALEN
- ALEN. Ya makanan khas yang satu ini memang sudah sangat terkenal dari jaman
dulu kala. Mungkin di beberapa daerah juga ada makanan yang seperti alen - alen
ini tetapi dengan nama berbeda dan tentunya dengan rasa dan variant yang
berbeda. Sebelum kita jauh melangkah kita simak dulu kenapa disebut alen -
alen, dari sejarah yang ada alen - alen diambil dari kata " ali - ali
" yang merupakan diambil dari bahasa jawa dan dalam bahasa indonesia
berarti " cincin ". Karena bentuk " ali - ali " yang bulat
kecil dan makanan yang satu ini sama bentuknya maka makanan ini diberi nama
alen - alen untuk pembeda antara makanan dan perhiasan....."_"
Alen - alen salah
satu makanan khas dari Trenggalek ini dibuat dari campuran tepung tapioka,
santan, santan, kunyit / pewarna makanan yang dianjurkan. Setelah bahan - bahan
dicampur menjadi satu selanjutnya bahan tersebut digiling dengan digiling
dengan alat penggilingan yang meyerupai alat penggilingan daging. Kemudian
bahan yang sudah menjadi gilingan panjang - panjang tersebut dibuat bulat -
bulat dengan menggunakan tangan dan adapula IKM yang sudah menggunakan alat
untuk membuat bulat - bulat tersebut. Setelah dibuat menjadi bulat maka
selanjutnya maka alen - alen sudah siap untuk digoreng dengan minyak tentunya
dengan kualitas yang bagus. Rasa yang diberikan untuk alen - alen saat ini juga
sudah sangat beragam mulai dari rasa original yaitu rasa bawang yang sudah
populer sampai sekarang ada rasa pedas, coklat, dll. Selain dalam hal rasa yang
variatif juga diharapkan suatu kejujuran dari masyarakat dalam terutama
produsen dalam memproduksi alen - alen yaitu menggunakan bahan pewarna yang
alami atau pewarna makanan yang dianjurkan oleh pemerintah.
Selain dalam urusan rasa, pengemasan alen - alen saat ini juga sudah sangat variatif. Dari yang jaman dulu alen - alen hanya dijual dalam bentuk curah ( dan sekarang masih ada ) sekarang sudah banyak yang mulai memperbaiki kemasan yang digunakan. Dengan kemasan yang bagus, menarik serta label yang mumpuni juga maka akan mendongkrak harga alen - alen dipasaran.
Selain dalam urusan rasa, pengemasan alen - alen saat ini juga sudah sangat variatif. Dari yang jaman dulu alen - alen hanya dijual dalam bentuk curah ( dan sekarang masih ada ) sekarang sudah banyak yang mulai memperbaiki kemasan yang digunakan. Dengan kemasan yang bagus, menarik serta label yang mumpuni juga maka akan mendongkrak harga alen - alen dipasaran.
Alen - alen banyak
dicari oleh para masyarakat Trenggalek maupun luar Trenggalek yang dijadikan
sebagai oleh - oleh maupun camilan sehari - hari dikala hujan maupun
panas.....Produsen alen - alen di Kabupaten Trenggalek sudah menyebar di
berbagai kawasan di Trenggalek mulai dari wilayah yang mudah dijangkau sampai
yang susah dijangkau. Sangat mudah sekali memperoleh makanan khas Trenggalek
yang satu ini dari mulai pasar - pasar, perumahan sampai dengan pusat oleh -
oleh di kawasan Trenggalek yaitu di Ngantru dan Kranding.
So....Jangan ragu untuk membawa alen - alen sebagai oleh - oleh selain untuk jajanan bisa juga sebagai sarana promosi yang mudah dan murah yang sampai pelosok negeri.
So....Jangan ragu untuk membawa alen - alen sebagai oleh - oleh selain untuk jajanan bisa juga sebagai sarana promosi yang mudah dan murah yang sampai pelosok negeri.
http://ukmtrenggalek.blogspot.com/2012/03/alen-alensi-bulet-bulet-bolong-tengahe.html
3.
Ciri
khas trenggalek
a. Tentang Kabupaten Trenggalek
Dengan
luas 1.205,22 km2 dan dihuni oleh 700.000 jiwa penduduk, kabupaten Tranggalek
terletak di pesisir pantai selatan dan berbatasan dengan Kabupaten Ponorogo di
utara; Kabupaten Tulungagung di timur; Pantai Selatan di bagian selatan; dan
Kabupaten Pacitan di barat.
Sebagian
besar penduduk Tranggalek bekerja sebagai petani dengan komoditas utama
penghasil padi, jagung, singkong tebu, cengkeh, tembakau, durian dan beberapa
hasil bumi lainnya.
Menurut
sejarahnya, Trenggalek telah dihuni sejak jaman pra sejarah, dimana telah
ditemukannya beberapa bukti seperti menhir, mortar, batu saji, batu dakon,
pelinggih batu, lumpang batu dan beberapa peninggalan lain yang tersebar di
beberapa daerah.
Trenggalek
mempunyai banyak tempat peristirahatan dan tempat wisata, baik dari segi
kekayaan alam ataupun budaya. Para wisatawan yang berkunjung ke Trenggalek
selalu menyempatkan diri untuk berkunjung ke beberapa pantai yang ada di
Tranggalek seperti pantai Prigi, pantai Karanggoso atau Pelang. Selain itu,
terdapat juga wisata seperti Goa Lowo dan beberapa atraksi budaya yang selalu
diadakan setahun sekali.
Batik
tulis Trenggalek merupakan kerajinan tradisional yang turun secara generasi ke
generasi di kalangan wanita-wanita Trenggalek. Pusat industri ini berpusat di
kecamatan Sumbergedong.
b.
Batik
Sejarah tentang keberadaan batik
Trenggalek menunjukkan bahwa masyarakat khususnya pengrajin, pengusaha, dinas
maupun budayawan tidak ada yang mengetahui dengan pasti, karena sampai saat ini
belum ada sumber yang menuliskan tentang batik tersebut. Batik dianggap sebagai
warisan yang diperoleh secara turun temurun dari nenek moyangnya.
Motif Sekar Jagad mengandung makna
kecantikan dan keindahan sehingga orang lain yang melihat akan terpesona. Ada
pula yang beranggapan bahwa motif Sekar Jagad sebenarnya berasal dari kata “kar
jagad” (Kar=peta; Jagad=dunia), sehingga motif ini juga melambangkan keragaman
diseluruh dunia. motif batik.
Sekar Jagad yang ada di Trenggalek
mempunyai cirri khusus yaitu adanya penambahan motif yang menunjukkan
karakteristik daerah Trenggalek yaitu penambahan motif cengkeh. Corak warna
yang ada pada batik Tenggalek sangat bervariasi karena produksi batik
ditekankan untuk bahan pembuatan busana. Variasi warna tersebut berasal dari
pewarnaan sintetis yaitu pewarnaan dari naphtol. Warna-warna tersebut tidak
mempunyai makna dan filosofi yang mendalam bagi kehidupan namun hanya mempunyai
makna secara umum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar