Rabu, 13 Agustus 2014

serba-serbi daerahku



1.   Kesenian
Banyak Ragam Kesenian dan Budaya Di Trenggalek, dan Sampai Sekarang Masih di Lestarikan Antara Lain Kesenian Tersebut adalah :
  • Wayang Kulit dan kirab pusaka
  • Jaranan
  • Tiban
  • Ritual Bersih Dam Bagong
  • Larung Sembonyo

a.      Wayang Kulit dan Kirab Pusaka


Sesuai Tradisi turun temurun setiap tahun untuk memperingati Hari jadi  Pemerintah kabupaten Trenggalek mengadakan prosesi kirab pusaka yang di ikuti oleh seluruh SKPD serta para camat yang ada di kabupaten Trenggalek.Satu hari sebelum kirab pusaka Bupati Trenggalek beserta anggota forpinda mengadakan ziarah makam leluhur yang bertujuan untuk menghormati dan memberikan doa kepada pendahulunya yang telah membangun Trenggagalek. Yang selanjutnya malam hari disusul dengan diadakannya tahlilan yang di selenggarakan di pendopo Kabupaten yang di hadiri perwakilan warga dari setiap kecamatan.


Seusai melakukan sholat jumat kirab pusaka dilangsungkan. Dimulai dari jalan ronggo warsito terus menuju alun-alun dan berakhir di pendopo .Kirab ini di tonton oleh ribuan warga Trenggalek yang mulai pagi sudah bersiap – siap untuk menyaksikan prosesi kirab pusaka, .terbukti penuhnya kerumunan warga yang memenuhi jalan-jalan protokol yang akan di lewati arak-arakan kirab.
Sesampainya di pendopo pusaka yang telah di kirab di berikan langsung oleh  Sekretaris Daerah Sukiman kepada Bupati Trenggalek yang selanjutnya akan di simpan kembali. Setelah penyerahan pusaka acara berlanjut dengan penampilan tari Rampak Menak sopal dan pemberian air suci kepada Bupati Trenggalek beserta istri Ny.Penny Mulyadi. Air suci ini terdiri dari air yang di kumpulkan dari 13 kecamatan yang ada di kabupaten Trenggalek.
Mengawali Sambutannya bupati menyampaikan bahwa menginjak usia 818 merupakan rentang waktu perjalanan yang panjang yang pastinya terdapat romantika dan dinamika sejarah, dan sebuah kabupaten yang timbul tenggelam dan timbul lagi tetapi tetap eksis sampai sekarang. Hai ini tidak lepas dari dukungan serta doa seluruh masyarakat kabupaten Trenggalek.
Pembangunan Kabupaten Trenggalek tentunya sudah di mulai sejak Bupati pertama Sumotruno, pada zaman Trenggalek awal, kemudian di lanjutkan pada zaman Trenggalek gemilang dan saat ini kita berada di zaman Trenggalek Wibawa. Sesuai paparan di atas Tujuan utama Pembangunan yang di laksanakan di Kabupaten Trenggalek adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Akan tetapi untuk mewujudkan semua itu tidak semudah kita mengembalikan telapak tangan, semua harus melalui proses dan tahapan dengan skala prioritas.
Di akhir sambutannnya Bupati berpesan kepada seluruh masyarakat warga kabupaten Trenggalek dengan menjadikan hari jadi kali ini menjadi sebuah inspirasi dan motivasi untuk terus berjuang bekerja keras dengan penuh karya dan prestasi.Dan bingkai catatan perjalanan hari ini dan kedepan dengan kerja produktif untuk meraih cita-cita dan harapan akan masa depan yang lebih baik. Tidak lupa Bupati juga mengajak kepada seluruh pemangku kepentingan, untuk memberikan sumbangan pemikiran, kritik, saran, dan informasi yang benar agar dalam pengambilan kebijakan dapat sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan kemampuan daerah. Peran serta lembaga-lembaga masyarakat dan swasta juga dibutuhkan dalam kegiatan pembangunan. Sehingga misi “ Pembangunan Pro Rakyat” benar – benar  tercapai di Bumi Menak Sopal tercinta ini.
Dan malam harinya di adakan Pesta kembang Api dan di tutup dengan pergelaran wayang kulit semalam suntuk dengan dalang ki anom suroto yang di dukung oleh pelawak ki gareng, cak dikin dan cak kirun.Pagelaran wayang kulit kali ini mengambil lakon “ Babad Alas Wanamarta” inspirasi  filosofi  dari lakon ini disampaikan Bupati trenggalek  Dr. Ir. H. Mulyadi,WR.MMT yaitu  ketika pandawa setelah mendapatkan tekanan dan siksaan dari kurawa yang selanjutnya dengan ketulusan kesungguhan dan watak mulia mendirikan Negara amarta di hutan wanamarta, tetapi apapun atas usahanya dan berkat Tuhan Yang Maha Kuasa berdirilah Negara Amarta yang konon sebuah Negara yang adidaya dan adikuasa kerena antara penguasa dan rakyatnya bersatu dalam kebaikan dan kemuliaan.
Lebih lanjut Bupati menyampaikan bahwa Pagelaran wayang kulit ini sudah menjadi bagian hidup Masyarakat trenggalek dalam memperingati hari jadi setiap tahunnya, karena jika tidak ada acara pesta kembang api dan wayang kulit dalang berskala nasional, masyarakat merasa ada bagian kehidupan yang hilang.
Di akhir sambutannya bupati berharap pagelaran wayang kulit ini bisa memberikan suguhan yang menarik bagi masyarakat dalam rangka  memperingati hari jadi kabupaten Trenggalek yang ke 818 serta ikut serta untuk tetap melestarikan kebudayaan jawa terutama wayang kulit. Karena seperti kita ketahui sekarang sudah mulai pudar kecintaan warga terhadap kebudayaan-kebudayaan jawa, dan juga banyak kebudayaan – kebudayaan asli daerah di Indonesia yang di akui oleh Negara lain.

b.      Jaranan


Pemerintah Daerah Trenggalek, Jawa Timur, mengadakan festival tari jaranan turronggo yakso. Festival itu untuk melestarikan budaya tari jaranan yang kini mulai kehilangan peminat. Menurut rencana, Pemda setempat akan menjadikan tari jaranan sebagai maskot Kabupaten Trenggalek dan dipatenkan sebagai tari daerah pada saat hari jadi kabupaten itu, 31 Agustus mendatang.
Menurut Bupati Trenggalek Mulyadi, baru-baru ini, tari jaranan turronggo yakso telah dikenal penduduk setempat sebelum masa kemerdekaan Indonesia. Biasanya, tarian jaranan dilakukan saat upacara ritual Baritan atau bubar ngarit tanduran (ucapan rasa syukur saat masa panen tiba). Tarian turronggo telah sering difestivalkan, baik di nasional maupun regional.
Seorang tokoh kesenian Trenggalek Mudimah menceritakan, tarian jaranan muncul saat terjadi malapetaka, yakni kematian hewan ternak dan tanaman petani. Untuk mendapatkan berkah --sekaligus mengatasi malapetaka-- seorang kesatria bertapa di Gua Turranggo Yakso.
Setelah bertapa, kesatria itu mendapat wangsit. Ia diminta merendam kuda raksasa di suatu kubangan air. Selanjutnya, air itu diminumkan pada hewan ternak yang sakit dan disiramkan pada sawah yang rusak. Upaya itu membuahkan hasil. Supaya tak terjadi musibah serupa dan memperingati keberhasilan tersebut, kesatria meminta warga terus melanjutkan tradisi itu setiap 1 Syuro. Menurut Mudimah, turronggo itu berarti kuda. Sedangkan Yakso adalah buto atau raksasa. Gabungan dua kata itu bermakna seorang kesatria bijaksana yang mengendalikan seekor hewan raksasa.(ULF/Agus Ainul Yaqin dan Danang Sumirat)

c.       Tiban

Tari Tiban atau lebih tepatnya ritual Tiban merupakan tari atau ritual rakyat yang turun temurun menjadi bagian kebudayaan masyarakat Trenggalek. Tari Tiban selalu dipertujukkan saat musim kemarau yang berkepanjangan dengan tujuan sebagai permohonan diturunkannya hujan.
Tari Tiban terbagi menjadi 2 kelompok, masing-masing dipimpin 1 orang wasit atau biasa disebut Landang atau Plandang. Dalam ritual ini selalu diiringi dengan alunan musik layaknya gamelan lengkap yang terdiri dari kendang, kentongan, dan gambang laras.
Ritual ini cenderung ritual layaknya ajang mengadu ilmu ketrampilan atau kesaktian sambil menari-nari dan saling mencambuk dengan hitungan yang ditentukan oleh Landang. Cambuk yang digunakan dalam tari ini terbuat dari lidi pohon aren yang biasa di sebut ujung.
Permainan ini akan berlanjut sampai sore hari, dan bagi yang mereka yang merasa tidak sanggup melanjutkan akan digantikan oleh anggota kelompok berikutnya.
Tarian tiban adalah sebuah permintaan permohonan kepada yang maha kuasa berharap untuk diturunkanya hujan.Ada makna dalam dibalik ritual tarian tiban yaitu sebuah harapan sebuah pesan yang luhur demi lestarinya alam. Bukanlah kekerasan yang ditonjolkan melainkan nilai-nilai luhur atau sebuah pesan untuk menjaga keseimbangan alam.

d.      Ritual Bersih Dam Bagong

 

Dikisahkan pada abad pertangahan 26, terdapat tokoh bernama Manak Sopal yang khawatir akan hasil panen warga setempat yang selalu kering dan cenderung gagal panen. Oleh karena itu, beliau meminta warga desa untuk membangun sebuah dam atau bendungan bernama Bagong Dam untuk meningkatkan volume air untuk irigasi sawah.
Dalam pembangunannya, sempat beberapa kali dam mengalami kehancuran karena selalu ambruk. Menak Sopal mendapat petunjuk, bahwa untuk menghindari kehancuran dam yang terus menerus ambruk haruslah dikorbankan seekor gajah putih.
Untuk mengganti gajah putih, digunakanlah kerbau yang dikorbankan dengan cara di penggal kepalanya dan dilempar kedalam dam. Lalu, warga setempat mengumpulkan kembali daging kerbau yang di buang ke dam sebagai bentuk berkah untuk warga. Dari ritual itulah berkembang tradisi Bersih Dam Bagong yang selalu diselenggarakan pada hari Jumat Kliwon. Cerita tentang awal mula ritual bersih dam inipun masuk dalam cerita wayang klasik.

e.       Ritual Larung Sembonyo

 

Ritual ini berkembang di tengah masyarakat Prigi yang diyakini untuk menjaga keseimbangan alam sekitarnya serta alam semesta. Upacara Sembonyo dilakukan setiap bulan Selo, pada hari senin Kliwon setiap tahunnya.
Ritual Larung Sembonyo ini dilakukan oleh para nalayan dan petani yang berkaitan dengan mata pencaharian utama masyarakat Prigi dan sebagai penghormatan atas leluhur yang berjasa membuka kawasan Prigi. Ritual ini akan selalu dilakukan, mengingat penduduk desa takut akan mara bahaya atas hasil panen dan laut mereka bila tidak dilaksanakannya ritual ini.Pada tahun 1985, ritual ini sempat tidak diselenggarakan karena adanya situasi politik. Karena itu, pada tahun itu diadakanlah ritual Larung Sembonyo secara besar-besaran.
Secara tidak langsung, ritual ini juga mencerminkan sifat masyarakat Prigi yang tekun, tabah dan berani manantang maut.

2.    Makanan khas trenggalek

a.        Nasi Geghog, Makanan Khas Trenggalek

 

Sejak dulu, masyarakat Trenggalek sudah terkenal dengan nasi tiwulnya. Ternyata masyrakat Trenggalek, juga mempunyai makanan khas lainnya yakni nasi geghog. 
Nasi geghog ini sudah menjadi menu sehari-hari masyarakat Trenggalek. Khususnya di Desa Srabah, Kecamatan Bendungan. Yang khas dari nasi geghog ini adalah ikan teri dan rasa pedasnya. Bahkan rasa pedasnya nasi geghog ini diyakini warga, bisa menghilangkan rasa pusing di kepala dan hidung yang tersumbat akibat influenza menjadi plong.
Nasi khas pedesaan dibuat dari bumbu-bumbu yang sederhana, antara lain cabe, bawang merah dan putih serta beras dan ikan teri. Beras yang sudah dibersihkan dimasak hingga setengah matang, lalu setiap satu bungkus nasi setengah matang ditambahi sambal teri dan dibungkus daun pisang dan dimasak hingga 15 menit. Untuk memberi rasa pedas yang luar biasa, sambal terinya memakai cabe rawit. citarasa pedas inilah yang menjadi pilihan penikmat nasi gegok didaerah pegunungan ini.
Menurut Ibu Gasum, yang berjualan sejak 2005 ini, masakan ini dinamakan nasi geghog, karena usai menyantap nasi geghog ini, perut terasa kenyang dan tubuh terasa panas karena dalam nasi tersebut terdapat campuran cabe dengan jumlah banyak. Sehingga badan bisa meghak-meghok, atau bergoyang-goyang. 
Harganya yang murah, hanya seribu rupiah per bungkus , makanan khas Trenggalek ini banyak diserbu pelanggannya. Jika Anda ingin mencoba citarasa nasi gegok, cobalah berkunjung ke sekitar pegunungan Srabah Bendungan, di Trenggalek, Jawa Timur.(Danu Sukendro/Ijs)

b.        Nasi Tiwul, Nasi Lezat Kaya Serat

 

 

Tiwul, adalah sebuah nama untuk nasi yang terbuat dari singkong atau ketela pohon.Nasi tiwul sangat mudah dijumpai di daerah pedesaan dan daerahnya merupakan pegunungan.Bagi masyarakat pedesaan tertentu,misalnya di Desa Puyung, Kecamatan Pule, Kabupaten Trenggalek tiwul merupakan makanan sehari-hari sebagai gantai maupun campuran nasi putih.Nasi ini memiliki rasa yang khas,beda dengan nasi putih yang rasanya itu itu saja,apalagi kalau dimakan dengan lauk ikan,rasanya akan semakin mak nyus.
Selain memiliki rasa yang enak, Nasi tiwul ini mengandung banyak serat dan tentunya lebih rendah kalori,sehingga selain enak juga dapat menyehatkan.Serat yang banyak terkandung dalam nasi tiwul membawa dampak positif bagi konsumennya,yaitu dapat menyehatkan pencernaan dan juga bisa dijadikan makanan diet.Selain mengandung serat,tentunya nasi tiwul ini mengandung banyak vitamin dan kandungan gizi lainnya yang tidak kalah dengan nasi putih.
Orang desa percaya makan nasi tiwul menyebabkan tidak mudah lapar.Mitos ini memang dipercaya bagi orang desa,terutama di desa Puyung seperti yang telah disebutkan diatas. Orang suka mengkonsumsi nasi tiwul,selain karena faktor ekonomi juga karena jika mengkonsumsi nasi ini,maka kita tidak akan mudah lapar sepertihalnya kita makan nasi putih. Jika ditelaah menurut ilmu pengetahuan, hal ini kemungkinan benar adanya karena nasi tiwul ini mengandung banyak serat dan bertekstur lebih elastis bahkan lebih keras dari pada nasi putih,sehingga untuk mencernanya diperlukan waktu lebih lama.Hal inilah yang menyebabkan orang yang mengkonsumsi nasi tiwul tidak mudah merasa lapar.
Bagi sebagian orang, terutama orang kota,nasi tiwul malah dianggap sebagai makanan sepesial dan dijual di restoran-restoran tertentu,karena rasanya yang enak,tidak jarang nasi tiwul dijadikan makanan favorit bagi mereka. Hal inilah yang memacu banyaknya restoran dan depot-depot baru yang menjual menu nasi tiwul ini. Tentu saja ini juga menjadi prospek usaha yang tidak dapat dipandang sebelah mata.
Membuat nasi Tiwul tidaklah susah,kita hanya membutuhkan singkong,karena bahan utamanya memang singkong.Proses pembuatannya antara lain sebagai berikut :
  1. Kupas singkong, lalu belah atau pilar singkong itu menjadi beberapa bagian,misalnya saja 1 singkong menjadi 4 belah.
  2. Jemur singkong yang sudah dibelah tadi hinnga kering sempurna,jemuran singkong ini biasa disebut gaplek
  3. Tumbuk gaplek yang sudah kering hingga halus dan menjadi tepung
  4. Siapkan nampan/tampah, taruh tepung gaplek tadi diatasnya,beri sedikit air dan putar putar dengan telapak tangan hingga dihasilkan butiran-butiran kecil dari adonan tadi.ingat jangan membuat butiran terlalu besar dan jangan menambahkan banyak air,cukup hingga butiran bisa dibentuk saja.
  5. Siapkan dandang/penanak nasi kukus,taruh butiran gaplek tadi di dalamnya dan kukus hingga warnanya agak menguning kehijauan dan bentuknya sudah bujkan tepung lagi.
  6. Angkat nasi tiwul yang sudah matang,dan nasi tiwul siap dihidangkan.
Nasi tiwul merupakan bahan alternatif pangan yang pautu untuk dikembangkan, penganekaragaman bahan makanan pokok harus segera dilakukan agar masyarakat tidak tergantung hanya pada nasi putih saja.mengingat luas sawah yang semakin menyempit, maka nasi tyiwul sebagai makanan campuran atau pengganti nasi putih patut untuk dikembangkan. Rasanya enak dan bergizi serta menyehatkan, dan orang desa telah membuktikan itu. Selamat mencoba

c.         Alen - alen, Si Bulet - Bulet Bolong Tengahe 

 

 

Masih terus dan terus mempopulerkan berbagai macam makanan khas dari hasil kerja keras Industri Kecil dan Menengah yang ada di Kabupaten Trenggalek.....Semangat....
Kali ini saya akan menulis tentang makanan khas dari Trenggalek yang satu ini yang sudah populer sejak jaman dahulu. Makanan khas yang satu ini adalah....jeng....jeng.....ALEN - ALEN. Ya makanan khas yang satu ini memang sudah sangat terkenal dari jaman dulu kala. Mungkin di beberapa daerah juga ada makanan yang seperti alen - alen ini tetapi dengan nama berbeda dan tentunya dengan rasa dan variant yang berbeda. Sebelum kita jauh melangkah kita simak dulu kenapa disebut alen - alen, dari sejarah yang ada alen - alen diambil dari kata " ali - ali " yang merupakan diambil dari bahasa jawa dan dalam bahasa indonesia berarti " cincin ". Karena bentuk " ali - ali " yang bulat kecil dan makanan yang satu ini sama bentuknya maka makanan ini diberi nama alen - alen untuk pembeda antara makanan dan perhiasan....."_"
Alen - alen salah satu makanan khas dari Trenggalek ini dibuat dari campuran tepung tapioka, santan, santan, kunyit / pewarna makanan yang dianjurkan. Setelah bahan - bahan dicampur menjadi satu selanjutnya bahan tersebut digiling dengan digiling dengan alat penggilingan yang meyerupai alat penggilingan daging. Kemudian bahan yang sudah menjadi gilingan panjang - panjang tersebut dibuat bulat - bulat dengan menggunakan tangan dan adapula IKM yang sudah menggunakan alat untuk membuat bulat - bulat tersebut. Setelah dibuat menjadi bulat maka selanjutnya maka alen - alen sudah siap untuk digoreng dengan minyak tentunya dengan kualitas yang bagus. Rasa yang diberikan untuk alen - alen saat ini juga sudah sangat beragam mulai dari rasa original yaitu rasa bawang yang sudah populer sampai sekarang ada rasa pedas, coklat, dll. Selain dalam hal rasa yang variatif juga diharapkan suatu kejujuran dari masyarakat dalam terutama produsen dalam memproduksi alen - alen yaitu menggunakan bahan pewarna yang alami atau pewarna makanan yang dianjurkan oleh pemerintah.
Selain dalam urusan rasa, pengemasan alen - alen saat ini juga sudah sangat variatif. Dari yang jaman dulu alen - alen hanya dijual dalam bentuk curah ( dan sekarang masih ada ) sekarang sudah banyak yang mulai memperbaiki kemasan yang digunakan. Dengan kemasan yang bagus, menarik serta label yang mumpuni juga maka akan mendongkrak harga alen - alen dipasaran.
Alen - alen banyak dicari oleh para masyarakat Trenggalek maupun luar Trenggalek yang dijadikan sebagai oleh - oleh maupun camilan sehari - hari dikala hujan maupun panas.....Produsen alen - alen di Kabupaten Trenggalek sudah menyebar di berbagai kawasan di Trenggalek mulai dari wilayah yang mudah dijangkau sampai yang susah dijangkau. Sangat mudah sekali memperoleh makanan khas Trenggalek yang satu ini dari mulai pasar - pasar, perumahan sampai dengan pusat oleh - oleh di kawasan Trenggalek yaitu di Ngantru dan Kranding.
So....Jangan ragu untuk membawa alen - alen sebagai oleh - oleh selain untuk jajanan bisa juga sebagai sarana promosi yang mudah dan murah yang sampai pelosok negeri.
http://ukmtrenggalek.blogspot.com/2012/03/alen-alensi-bulet-bulet-bolong-tengahe.html


3.    Ciri khas trenggalek

a.      Tentang Kabupaten Trenggalek

 

 

Dengan luas 1.205,22 km2 dan dihuni oleh 700.000 jiwa penduduk, kabupaten Tranggalek terletak di pesisir pantai selatan dan berbatasan dengan Kabupaten Ponorogo di utara; Kabupaten Tulungagung di timur; Pantai Selatan di bagian selatan; dan Kabupaten Pacitan di barat.
Sebagian besar penduduk Tranggalek bekerja sebagai petani dengan komoditas utama penghasil padi, jagung, singkong tebu, cengkeh, tembakau, durian dan beberapa hasil bumi lainnya.
Menurut sejarahnya, Trenggalek telah dihuni sejak jaman pra sejarah, dimana telah ditemukannya beberapa bukti seperti menhir, mortar, batu saji, batu dakon, pelinggih batu, lumpang batu dan beberapa peninggalan lain yang tersebar di beberapa daerah.
Trenggalek mempunyai banyak tempat peristirahatan dan tempat wisata, baik dari segi kekayaan alam ataupun budaya. Para wisatawan yang berkunjung ke Trenggalek selalu menyempatkan diri untuk berkunjung ke beberapa pantai yang ada di Tranggalek seperti pantai Prigi, pantai Karanggoso atau Pelang. Selain itu, terdapat juga wisata seperti Goa Lowo dan beberapa atraksi budaya yang selalu diadakan setahun sekali.
Batik tulis Trenggalek merupakan kerajinan tradisional yang turun secara generasi ke generasi di kalangan wanita-wanita Trenggalek. Pusat industri ini berpusat di kecamatan Sumbergedong.

b.      Batik

Sejarah tentang keberadaan batik Trenggalek menunjukkan bahwa masyarakat khususnya pengrajin, pengusaha, dinas maupun budayawan tidak ada yang mengetahui dengan pasti, karena sampai saat ini belum ada sumber yang menuliskan tentang batik tersebut. Batik dianggap sebagai warisan yang diperoleh secara turun temurun dari nenek moyangnya.
Motif Sekar Jagad mengandung makna kecantikan dan keindahan sehingga orang lain yang melihat akan terpesona. Ada pula yang beranggapan bahwa motif Sekar Jagad sebenarnya berasal dari kata “kar jagad” (Kar=peta; Jagad=dunia), sehingga motif ini juga melambangkan keragaman diseluruh dunia. motif batik.
Sekar Jagad yang ada di Trenggalek mempunyai cirri khusus yaitu adanya penambahan motif yang menunjukkan karakteristik daerah Trenggalek yaitu penambahan motif cengkeh. Corak warna yang ada pada batik Tenggalek sangat bervariasi karena produksi batik ditekankan untuk bahan pembuatan busana. Variasi warna tersebut berasal dari pewarnaan sintetis yaitu pewarnaan dari naphtol. Warna-warna tersebut tidak mempunyai makna dan filosofi yang mendalam bagi kehidupan namun hanya mempunyai makna secara umum




Tidak ada komentar:

Posting Komentar